MEMAHAMI BESARNYA NILAI YANG DIKANDUNG DALAM DOA MALAM LAILATUL QADR?

MEMAHAMI BESARNYA NILAI YANG DIKANDUNG DALAM DOA MALAM LAILATUL QADR?

Tidak ada yang ma’tsur dari Nabi tentang doa yang dibaca pada (malam) Lailatul Qadar kecuali doa ini:

أَللّٰهُمَّ إِنَّكَ عَفُوٌّ تُحِبُّ العَفْوَ فَاعْفُ عَنِّي
Ya Allah, sesunggunya Engkau Maha Pemberi Maaf, mencintai pembuatan memaafkan, maka berikanlah aku maaf-Mu.

Pertanyaannya, seberapa besar nilai sebuah maaf sehingga di waktu yang paling bernilai itu hanya maaf yang dipinta oleh Rasulullah Saw dari sekian banyak pinta dan doa beliau kepada Allah?

Kata Imam al-Ghazali, maaf (al-‘afw) lebih besar nilainya dari ampunan (al-maghfirah). Karena, al-‘afw (العَفْوَ) menyimpan makna menghapus hingga benar-benar bersih tanpa sisa sedikit pun. Sedang, al-maghfirah (المغْفِرَةُ), menyimpan makna menutupi sehingga bisa saja nodanya masih ada di balik penutup itu.

Dalam hadis Nabi, orang yang berpuasa Ramadhan akan diampuni (ditutupi) dosa-dosanya yang telah lalu sehingga seperti pertama kali dilahirkan oleh ibunya.

Juga, dalam hadis yang lain, orang yang shalat malam Ramadhan akan diampuni (ditutupi) dosa-dosanya yang telah lalu.

Ketika turun surah Al-Fath tentang pencapaian paling besar Rasulullah Saw. Maka, ditegaskan, pencapaian terbesar beliau dalam hidup adalah diberikan ampunan atas apa yang telah lalu dan apa yang akan datang.

Dalam hal ini, pantas dan tepat kalau Rasulullah Saw menjanjikan ampunan bagi siapa yang berpuasa dan qiyamullail di bulan Ramadhan, karena ampunan adalah pencapaian terbesar seseorang dalam hidup.

Tapi, ada hal yang lebih besar nilainya dari ampunan, yaitu maaf yang belum tercover penganugerahannya dengan puasa dan shalat malam Ramadhan.

Besarnya nilai ampunan adalah sebesar nilai puasa dan qiyamul lail Ramadhan. Dan, ada satu malam yang paling bernilai dari malam-malam Ramadhan yang bernilai tinggi itu, yaitu malam Lailatul Qadar.

Maka, malam yang paling bernilai itu dipinta oleh Rasulullah Saw sesuatu yang lebih besar nilainya dari ampunan, yaitu maaf. Sehingga, bukan hanya ditutupi, tapi di balik penutup itu benar-benar bersih tanpa sisa.

Lalu, selain itu, kata ‘afuww (عَفُوٌّ) juga menyimpan makna banyak jumlahnya. Dalam surah al-A’raf 95 ada kata ‘afaw (عَفَوْا), artinya, mereka menjadi banyak orangnya dan banyak hartanya.

Juga, dalam surah al-Baqarah ayat 219, kata al-‘afw (العَفْوَ) diartikan kelimpahan harta yang melebihi kecukupan sehingga sudah selayaknya didermakan kelebihannya kepada yang membuatkan.

Dari makna ini, tak hanya maaf yang dipinta oleh beliau dengan doa ini, tapi juga kelimpahan nilai dari segala kebaikan yang sebanding dengan kelimpahan nilai malam Lailatul Qadar yang lebih bernilai dari kebaikan seribu bulan.

Doa ini termasuk Jawami’ul Kalim, yaitu kalimat singkat yang menghimpun banyak makna. Terbukti, hanya doa ini saja yang kelimpahan maknanya dapat mengimbangi nilai malam Lailatul Qadar.

Deden M. Makhyaruddin
RS PMI Bogor
22 Ramadhan 1442 H.

(Visited 65 times, 1 visits today)
Bagikan