MALPRAKTEK TERHADAP KESUCIAN KALIMAH TAUHID

MALPRAKTEK TERHADAP KESUCIAN KALIMAH TAUHID
Oleh: @deden_mm

Tidak ada seorang pun umat muslim yang tergerak untuk unjuk Kalimah Tauhid baik di bendera, ikat kepala, maupun benda-benda lainnya kecuali karena didorong rasa cinta yang kuat pada kalimat itu. Yakni, tak lain adalah ekspresi dari keimanannya.

Di keramaian-keraiamain, Kalimah Tauhid berkibar dengan bangganya. Sampai kadang-kadang lupa sedang ada di mana. Bisa jadi saking kuatnya rasa cinta itu dan tak ingin lepas sedetik pun dari Kalimah Tauhid sampai-sampai dia lupa bahwa harus melepasnya saat hendak masuk ke kamar mandi.

Dia bahkan tidak tahu apakah kaligrafi Kalimah Tauhid pada bendera atau ikat kepala yang dikenakannya mirip simbol ormas tertentu. Yang dia tahu hanyalah kalimah yang suci yang wajib diagungkan.

Tidak mungkin ada umat muslim yang sanggup melihat Kalimat Tauhid terbakar. Apalagi dia sendiri yang membakarnya. Tidak mungkin terjadi.

Jika terjadi ada orang muslim membakar atau memusnahkan benda bertuliskan Kalimah Tauhid maka hal itu pasti karena dua kemungkinan:

1. Dia sedang menjaga kesucian Kalimah Tauhid sementara tidak ada cara lain untuk menjaganya kecuali dengan dimusnahkan.
2. Dia sedang menghinakan Kalimah Tauhid dan dengan itu dia bisa tidak dihukumi muslim lagi.

Saya melihat ada cinta yang kuat dalam pembakaran bendera bertuliskan Kalimah Tauhid oleh oknum anggota ormas tertentu yang viral video-nya di media sosial. Baik cinta dari yang membawanya maupun cinta dari yang membakarnya. Hanya saja cinta mereka berbeda arah. Saya tidak tahu siapa propokator yang menyebabkan cinta mereka tidak bertemu.

Yang membawa bendera tidak tahu kalau kaligrafi Kalihat Tauhid pada bendera yang dibawanya mirip simbol ormas tertentu. Yang dia tahu hanya bendera Rasulullah Saw. Dia pun tidak sadar kalau ulahnya akan menyebabkan bendera itu dibakar.

Demikian pula yang membakar bendera tidak tahu kalau apa yang dilakukannya dianggap menistakan Kalimah Tauhid. Yang dia tahu hanya sedang menyelamatkan kesucian Kalimah Tauhid dari simbol ormas tertentu yang terlarang dengan cara memusnahkannya. Dia tidak sadar kalau ulahnya menyebabkan banyak umat muslim yang terluka.

Saya amati video-nya berulang-ulang bagaimana cara mereka memusnahkan benda bertuliskan Kalimat Tauhid. Rasanya bukan seperti itu cara pemusnahan yang menjaga kesucian. Debunya tidak boleh terinjak atau tercecer yang mengurangi keagungannya. Mestinya saat membakar mereka bersedih, bukan bersorak soray.

Sebut saja, benar kaligrafi tersebut mirip simbol ormas tertentu, tapi dia masih Kalimah Tauhid. Ada hak-haknya yang harus dijaga. Yang terjadi dalam video tersebut adalah malpraktek terhadap kesucian Kalimah Tauhid karena mungkin terbutakan rasa cinta yang berlebihan.

Membawa Kalimah Tauhid dengan kaligrafi yang mirip simbol ormas tertentu di tempat umum adalah juga malpraktek terhadap Kalimah Tauhid karena bisa menyebabkan jatuh pada keadaan ternistakan. Mungkin didorong pula oleh rasa cinta pada Kalimah Tauhid yang mengalahkan logika.

Padahal mudah. Tinggal ubah disen atau ganti varian kaligrafinya. Lebih bagus lagi dengan latar selain hitam dan selain putih. Misalnya kuning atau hijau. Maka selesai.

Wallahu A’lam
Cariu, 24 Oktober 2018
Deden Muhammad Mkahyaruddin

(Visited 159 times, 1 visits today)
Bagikan